Definisi bahagia bermacam dan beragam. Buat saya, dalam jarak empat ratus enam puluh kilo meter terpaut, bisa bertemu dengan mu adalah suatu kebahagian yang penuh akan rempah ketenangan. Meski hanya sesekali bertemu dan sekejap saja dapat menatap, meski hanya terucap salam, meski tanpa obrolan panjang. Saya sudah bahagia.
Suatu saat, ada kabar bahwa saya diterima bekerja, bekerja dalam arti sebenarnya menuju kota yang sudah tidak asing karena sering saya ucap dalam doa saya, kota dimana kamu tinggal untuk sementara. Sampai setelah satu hari saya menetap di kota itu, saya baru memberanikan diri untuk mengabari mu tentang keberadaan saya disini. Ya, saya masih ragu bagaimana tanggapanmu jika saya tanpa sengaja menyusulmu.
Berada satu kota denganmu, bukan berarti bisa seenaknya mengajak mu bertemu. Selama beberapa bulan bisa bertemu tiga kali, sekejap tanpa banyak kata terucap. Hingga akhirnya kamu tanpa sengaja akan pergi, menuju kota baru yang lebih pasti memberi. Memberi kisah yang lebih ramah, bagaimana caramu bisa mengatur amarah.
Beberapa bulan berlalu, saya mendapat jadwal untuk datang ke kotamu hampir setiap minggu, dalam tiga bulan berlalu. Dapat sering bertemu di kota mu yang baru, untuk beberapa saat saya merasa kita sudah berbaikan, dan itu membuat saya terjangkit bahagia yang berlebih. Seiring berjalannya waktu, saya mulai sadar, ternyata belum. Efek terlalu bahagia itu membuat keadaan semakin memburuk. Maaf.
Baru-baru ini, saya tanpa sengaja pula akan berpindah menuju kota mu. Entah, apa memang ini takdir saya denganmu.
Setiap saya berfikir, sering tanpa sengaja kita hampir satu kota, namun tanpa sengaja pula kamu sudah meninggalkan diri dari kota itu. Ya, ambil hikmahya. Mungkin ini tanda agar saya lebih khusyuk berdoa untuk kebahagiaanmu.
Sekarang, definisi bahagia saya pun sudah menyesuaikan. Dapat selalu ingat mendoakan akan kebahagiaanmu, itu sudah membuat saya bahagia. Saatnya saya kembali untuk pergi, pergi menemui mu, sayangnya kamu lebih memilih untuk pulang.
Di suatu tempat, seseorang mendoakan kebahagiaanmu. 03-12-2017
Kok jadi ikut sedih baca nya 😦