Sudah satu bulan lebih dua hari, setelah kamu kembali ke kehidupan saya, kemudian menghilang lagi entah kemana. Saya iri kepadamu, jujur, saya sangat iri sekali. Kamu dapat seenak hati meloncat kesana kemari ke dalam hati saya, keluar masuk seenaknya. Namun tak sejengkal pun saya boleh menengok kedalam hati manis mu. Adil kah itu? tentu saja iya, adil bagimu. Tidak bagi saya, ‘asumsi’ kan saja seperti itu, toh ketika saya mengelak saya tetap tidak dapat masuk ke dalam hati merah darah mu itu.
Sesak dada ini tak bisa bernapas. Tatkala melihat mu dengan asyik saling comment di komentar facebook bersama teman lamamu. Mengajak bersama mengulang lagi kenangan masa lalu, bersenang-senang tidak ada rasa ‘demi kepentingan bersama’. Hanya dapat melihat tanpa dapat melakukan apapun, sukses membuat saya tak dapat bernapas beberapa saat. sakit.
Seandainya kamu mengetahui keadaan saya disini. Saya masih sering melihat foto profil mu, melihat aktivitas mu di facebook. ‘Stalker’ mungkin sudah menjadi nama tengah saya. haha
Melihat aktivitasmu di line lebih membuat saya tidak dapat menghirup udara yang segar ini. Udara segar bak menjadi racun yang ketika dihisap membuat perih di dalam dada. sakit. Mengetahui kamu sudah bahagia dengan dia, dia yang beruntung mendapatkan rasa manis hatimu.
Doa saya selalu sama, semoga kamu tetap bahagia. Biarkan disini saya menderita melihat mu bahagia, jika kamu bahagia itu sudah cukup. cukup membuat dada saya nyeri. dan cukup membuat saya tidak dapat bernapas beberapa saat. Lantas, apakah kamu akan peduli dengan saya? tentu saja tidak. Membuat dirimu menjadi peduli ‘kembali’ dengan saya? mustahil. ~